26.2.08

Jadilah BARNABAS Masa Kini


Pelayanan sebagai fasilitator pada Men’s Camp itu penting! Kita jangan main-main atau tidak serius. Coba saudara bayangkan, bukan hal yang tidak mungkin bahwa pria yang sudah kita bimbing, suatu saat akan menjadi orang yang berhasil dan dikenal luas karena hidupnya dipulihkan setelah mengalami perubahan yang dimulai dari kegiatan Men’s Camp. Bukankah kontribusi yang saudara berikan sangat penting bagi pemulihan para pria agar bisa lebih maksimal.

Demikian hal penting yang disampaikan Bapak Hengky So, S. Th saat memberikan pengarahan singkat kepada tim palaksana Men’s Camp periode 6, khususnya kepada para fasilitator/pembina dan supervisor. Bimbingan yang dilakukan pada Selasa, 18 Februari 2008, pukul 19.00, ditanggapi dengan antusias oleh 30 orang fasilitator dan supervisor belum termasuk panitia.

Dalam trainingnya, Bapak Hengky mengambil nats Alkitab dari KIS 9:27, yakni tentang pertobatan baru Saulus.Saat itu Ia yang kurang dapat diterima oleh orang-orang yang sudah percaya akan Yesus. Tetapi berkat pendampingan Barnabas, Saulus pada akhirnya bisa diterima bahkan akhirnya menjadi seorang rasul yang sangat terkenal dan produktif menulis

Secara logika atau berdasarkan pemahaman manusia, rasanya sulit diterima bagaimana seorang Saulus yang notabene dikenal sebagai pembunuh murid-murid Tuhan, pada akhirnya justru berbalik menjadi pengikut Tuhan yang setia. Disamping karena jamahan Tuhan, hal ini sebanarnya tidak terlepas dari peran Barnabas yang senantiasa mementor Saulus yang saat itu baru bertobat.

“Apakah saudara tidak ingin menjadi Barnabas-Barnabas masa kini,” demikian tantang Bapak Hengky. “Bayangkan jika pria-pria yang saudara mentor, salah satunya ada yang menjadi seperti Paulus di masa kini,” ungkap bapak Hengky memotivasi para fasilitator dan supervisor. Jadi tidak dapat dibantah lagi bahwa fasilitator memegang peranan penting dalam membimbing para pria yang baru bertobat. Mereka tidak dapat dilepas begitu saja setelah camp atau kelas pemuridan selesai. Terus bina hubungan walaupun memang memerlukan pengorbanan waktu, tenaga dan bahkan uang. Itu memang harga yang harus dibayar setelah kita mendapat berkat saat dulu menjadi peserta Men’s Camp. “Percayalah Tuhan tahu dan memperhitungkan segala pengorbanan yang telah saudara lakukan sebagai fasilitator, supervisor atau panitia,” lanjut bapak Hengky.

Selanjutnya beliau memberikan tips untuk menjadi fasilitator/supervisor yang baik adalah sbb:

1. Mempunyai Hati Bapa
Penuh dengan KASIH dan rela berkorban tanpa menghitung untung rugi.

2. Memberikan Keteladanan
Ingat fasilitator/supervidor adalah figur rohani bagi pria yang baru bertobat. Oleh karena itu berikan contoh yang baik dalam sikap, bicara dan penampilan.
Keteladanan lebih nyaring/nyata dari 1000 khotbah.

3. Lemah Lembut & Rendah Hati
Lemah lembut bukanlah lemah gemulai tetapi tidak membalas sesuatu yang tidak baik dengan hal-hal yang tidak baik juga. Tidak merasa lebih rohani/baik dari yang dibina. Fasilitator/supervisor adalah pendamping dalam arti yang sesungguhnya. Level fasilitator tidak lebih tinggi atau lebih rendah tetapi disamping atau sebagai teman bagi peserta. Dengan demikian bisa merasakan kekhawatiran atau pergumulan atau hal-hal lain yang dialami peserta. Saat itulah mereka menjadi terbuka sehingga pemulihan bisa terjadi.

4. Pembimbing Rohani
Memberikan jawaban/solusi yang rohani (berdasarkan firman Tuhan), bukan dengan jawaban berdasarkan kepandaian/pengalaman/logika kita. Pembimbing rohani yang baik juga berarti melakukan tugas sebagai konselor atau mentor yang maksimal yaitu dengan membangun hubungan yang erat, punya sikap dapat dipercaya dan mengarahkan orang yang dibina untuk bertumbuh ke arah Kristus serta tidak memanfatkan hubungan yang ada untuk kepentingan pribadi.

Di bagian lain banyak fasilitator yang menyatakan sangat diberkati dan mendapat spirit baru setelah mengikuti training ini. “Pengarahan seperti ini sangat penting, apalagi disampaikan dengan singkat dan tajam seperti yang dilakukan Bapak Hengky. Saya jadi lebih termotivasi dan semakin menyadari bahwa pelayanan sebagai fasilitator ini harus semakin bersungguh-sunguh ,”ujar Johanes Guntur yang baru tergabung di GBI Ecclesia TSI setelah mengikuti Men’s Camp periode 4 dan menjadi fasilitator men’s Camp pada periode 5.

Pertemuan berakhir pukul 20.45. Kepada para panitia, fasilitator dan supervisor jangan lupa untuk mengikuti training menarik lainnya pada Selasa, 26 Februari, pukul 19.00 mendatang.

Kami mengundang anda terutama yang sudah mengikuti SPK untuk hadir pada Men’s Camp periode 6 pada tanggal 15-16 Maret 2008 di Wisma Kompas Gramedia Cipanas dengan investasi Rp. 350.000,-. Peserta camp tidak terbatas hanya bagi yang memiliki masalah tetapi juga perlu bagi Pria yang merasa tidak ada masalah (normal/datar saja) atas kehidupan keluarga, karir/usaha dan pelayanannya, agar dapat lebih maksimal. Percayalah acara ini menarik dan akan membuka paradigma kita akan kemaksimalan seorang pria. (Novry Simanjuntak, novry.sabmen@gmail.com)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Saya rindu suami saya ikut acara seperti ini.dimana daftar nya dan bagaimana cara nya trima kasih